Skip to main content

Tentang banyuwangi jawa timur

 Apa yang terkenal dari Banyuwangi?

Kabupaten Banyuwangi terkenal dengan Tari Gandrung yang menjadi maskot kabupaten ini. Kabupaten Banyuwangi dijuluki kota banteng dikarenakan di Banyuwangi tepatnya di Taman Nasional Alas Purwo terdapat banyak banteng jawa.
Legenda Asal Usul Banyuwangi

Konon, dahulu kala wilayah ujung timur Pulau Jawa yang alamnya begitu indah ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh seorang Patih yang gagah berani, arif, tampan bernama Patih Sidopekso.
Lama-kelamaan, sungai keruh menjadi jernih dan berbau wangi. Patih Sidopekso terhuyung dan jatuh. Tanpa sadar, ia mengucapkan kata banyu dan wangi yang berarti air wangi. Dengan begitu, nama Banyuwangi tercipta sebagai bukti cinta seorang istri pada suaminya

Cari Kuliner Enak di Banyuwangi? 11 Makanan Ikonik Ini Pantang Dilewatkan!
  1. Ayam pedas. Pertama-tama, ada hidangan khas Banyuwangi yang terbuat dari ayam kampung dan diolah bersama kuah pedas campuran cabai rawit dan santan nih, namanya ayam pedas. ...
  2. Telur petis. ...
  3. Sego tempong. ...
  4. Ayam kesrut. ...
  5. Pecel rawon. ...
  6. Rujak soto. ...
  7. Bagiak. ...
  8. Petulo.

Sejarah Banyuwangi
Merujuk data sejarah yang ada, sepanjang sejarah Blambangan kiranya tanggal 18 Desember 1771 merupakan peristiwa sejarah yang paling tua yang patut diangkat sebagai hari jadi Banyuwangi. Sebelum peristiwa puncak perang Puputan Bayu tersebut sebenarnya ada peristiwa lain yang mendahuluinya, yang juga heroik-patriotik, yaitu peristiwa penyerangan para pejuang Blambangan di bawah pimpinan Pangeran Puger ( putra Wong Agung Wilis ) ke benteng VOC di Banyualit pada tahun 1768.


Namun sayang peristiwa tersebut tidak tercatat secara lengkap pertanggalannya, dan selain itu terkesan bahwa dalam penyerangan tersebut kita kalah total, sedang pihak musuh hampir tidak menderita kerugian apapun. Pada peristiwa ini Pangeran Puger gugur, sedang Wong Agung Wilis, setelah Lateng dihancurkan, terluka, tertangkap dan kemudian dibuang ke Pulau Banda ( Lekkerkerker, 1923 ).

Berdasarkan data sejarah nama Banyuwangi tidak dapat terlepas dengan keajayaan Blambangan. Sejak jaman Pangeran Tawang Alun (1655-1691) dan Pangeran Danuningrat (1736-1763), bahkan juga sampai ketika Blambangan berada di bawah perlindungan Bali (1763-1767), VOC belum pernah tertarik untuk memasuki dan mengelola Blambangan ( Ibid.1923 :1045 ).
Pada tahun 1743 Jawa Bagian Timur ( termasuk Blambangan ) diserahkan oleh Pakubuwono II kepada VOC, VOC merasa Blambangan memang sudah menjadi miliknya. Namun untuk sementara masih dibiarkan sebagai barang simpanan, yang baru akan dikelola sewaktu-waktu, kalau sudah diperlukan. Bahkan ketika Danuningrat memina bantuan VOC untuk melepaskan diri dari Bali, VOC masih belum tertarik untuk melihat ke Blambangan (Ibid 1923:1046).

Namun barulah setelah Inggris menjalin hubungan dagang dengan Blambangan dan mendirikan kantor dagangnya (komplek Inggrisan sekarang) pada tahun 1766 di bandar kecil Banyuwangi ( yang pada waktu itu juga disebut Tirtaganda, Tirtaarum atau Toyaarum), maka VOC langsung bergerak untuk segera merebut Banyuwangi dan mengamankan seluruh Blambangan. Secara umum dalam peprangan yang terjadi pada tahun 1767-1772 ( 5 tahun ) itu, VOC memang berusaha untuk merebut seluruh Blambangan. Namun secara khusus sebenarnya VOC terdorong untuk segera merebut Banyuwangi, yang pada waktu itu sudah mulai berkembang menjadi pusat perdagangan di Blambangan, yang telah dikuasai Inggris.

Dengan demikian jelas, bahwa lahirnya sebuah tempat yag kemudian menjadi terkenal dengan nama Banyuwangi, telah menjadi kasus-beli terjadinya peperangan dahsyat, perang Puputan Bayu. Kalau sekiranya Inggris tidak bercokol di Banyuwangi pada tahun 1766, mungkin VOC tidak akan buru-buru melakukan ekspansinya ke Blambangan pada tahun 1767. Dan karena itu mungkin perang Puputan Bayu tidak akan terjadi ( puncaknya ) pada tanggal 18 Desember 1771. Dengan demikian pasti terdapat hubungan yang erat perang Puputan Bayu dengan lahirnya sebuah tempat yang bernama Banyuwangi. Dengan perkataan lain, perang Puputan Bayu merupakan bagian dari proses lahirnya Banyuwangi. Karena itu, penetapan tanggal 18 Desember 1771 sebagai hari jadi Banyuwangi sesungguhnya sangat rasional.

Legenda Asal Usul Banyuwangi

Konon, dahulu kala wilayah ujung timur Pulau Jawa yang alamnya begitu indah ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh seorang Patih yang gagah berani, arif, tampan bernama Patih Sidopekso. Istri Patih Sidopekso yang bernama Sri Tanjung sangatlah elok parasnya, halus budi bahasanya sehingga membuat sang Raja tergila- gila padanya. Mau rental mobil banyuwangi ke perusahaan penyewaan mobil murah di banyuwangi.

Agar tercapai hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung maka muncullah akal liciknya dengan memerintah Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa. Maka dengan tegas dan gagah berani, tanpa curiga, sang Patih berangkat untuk menjalankan titah Sang Raja. Sepeninggal Sang Patih Sidopekso, sikap tak senonoh Prabu Sulahkromo dengan merayu dan memfitnah Sri Tanjung dengan segala tipu daya dilakukanya. Namun cinta Sang Raja tidak kesampaian dan Sri Tanjung tetap teguh pendiriannya, sebagai istri yang selalu berdoa untuk suaminya. Berang dan panas membara hati Sang Raja ketika cintanya ditolak oleh Sri Tanjung.

Ketika Patih Sidopekso kembali dari misi tugasnya, ia langsung menghadap Sang Raja. Akal busuk Sang Raja muncul, memfitnah Patih Sidopekso dengan menyampaikan bahwa sepeninggal Sang Patih pada saat menjalankan titah raja meninggalkan istana, Sri Tanjung mendatangi dan merayu serta bertindak serong dengan Sang Raja.

Tanpa berfikir panjang, Patih Sidopekso langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan.

Pengakuan Sri Tanjung yang lugu dan jujur membuat hati Patih Sidopekso semakin panas menahan amarah dan bahkan Sang Patih dengan berangnya mengancam akan membunuh istri setianya itu. Diseretlah Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir dari Sri Tanjung kepada suaminya, sebagai bukti kejujuran, kesucian dan kesetiannya ia rela dibunuh dan agar jasadnya diceburkan ke dalam sungai keruh itu, apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah berbuat serong, tapi jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah.

Patih Sidopekso tidak lagi mampu menahan diri, segera menikamkan kerisnya ke dada Sri Tanjung. Darah memercik dari tubuh Sri Tanjung dan mati seketika. Mayat Sri Tanjung segera diceburkan ke sungai dan sungai yang keruh itu berangsur-angsur menjadi jernih seperti kaca serta menyebarkan bau harum, bau wangi. Patih Sidopekso terhuyung-huyung, jatuh dan ia jadi linglung, tanpa ia sadari, ia    menjerit "Banyu..... ... wangi............... . Banyu    wangi ... .." Banyuwangi terlahir dari bukti cinta istri pada suaminya.


Kawan GNFI pasti pernah mendengar julukan The Sunrise of Java, sebuah tagline yang cukup terkenal untuk menggambarkan salah satu daerah di pucuk timur pulau Jawa, Banyuwangi. Banyuwangi merupakan kabupaten di provinsi Jawa Timur yang memiliki luas sekitar 5.872 km persegi, yang membuatnya menjadi satu-satunya kabupaten terluas di Jawa Timur.

Sebagai kabupaten yang diapit oleh laut dan gunung, Banyuwangi kerap kali disebut sebagai daerah yang memiliki berbagai macam keunikan. Tersimpan sejuta sapta pesona yang menggiurkan untuk dinikmati di Banyuwangi. Sebut saja keindahan alam Kawah Ijen, Teluk Hijau, Pulau Merah, Pantai Sukamade, Air Terjun Telunjuk Raung, G-Land, Taman Nasional Alas Purwo, yang menjadi beberapa destinasi tujuan para wisatawan.


Tak hanya dikenal karena pesona alamnya, Banyuwangi juga memiliki daya tarik dalam bidang seni. Berbagai macam bentuk akulturasi budaya telah terserap dan tersaji di Banyuwangi. Sebagai kota yang juga dijuluki kota gandrung, Banyuwangi mempunyai beraneka ragam seni khas daerah yang cukup mempesona, yang kemudian turut membentuk Banyuwangi sebagai kota seni.

Lebih dari itu, Banyuwangi juga dikenal sebagai salah satu daerah asli masyarakat Suku Using, yakni masyarakat yang menyatakan diri mereka sebagai masyarakat bukan Jawa dan bukan Bali. Hal tersebut ditandai dengan kata “sing”, yang artinya tidak. Namun dalam runut sejarah yang cukup panjang, masyarakat Using di Kabupaten Banyuwangi juga merupakan hasil dari perpaduan etnis Jawa, Madura, Bali, dan Sulawesi Selatan.

Masyarakat Suku Using terpadu menjadi satu usai terpecah melalui Perang Majapahit. Terlepas dari sejarah keberadaan masyarakat Suku Using, Banyuwangi memang dikenal sebagai daerah yang lengkap dengan unsur magis dan kedaerahan yang bersifat kental. Artinya, tradisi yang ada di Banyuwangi masih terus berjalan dan berkembang di masyarakat penduduknya. Hal ini disebabkan masyarakat Banyuwangi, khususnya Suku Using, sangat mempercayai warisan leluhur sehingga segala macam hal yang berbau tradisi harus tetap dilakukan dan dikembangkan dalam kehidupan mereka.

Selain daya tarik alam dan budaya serta seni, Banyuwangi juga memiliki ragam wisata kuliner yang siap untuk dicicipi. Nasi tempong, rujak soto, pecel pithik, pecel rawon, nasi cawuk, menjadi beberapa sajian yang wajib dicoba bagi para pelancong yang hendak datang ke Banyuwangi. Cita rasa yang sedap dipadu dengan bumbu pedas, membuat makanan khas daerah tersebut sukses laris di pasaran.





Popular posts from this blog

Produk Asli Indonesia yang mendunia

Berangkat dari hobi Shian Yu belajar bahasa asing, ia menyetujui saran temannya untuk berbisnis kamus elektronik 23 tahun silam. AlfaLink, pionir kamus elektronik bahasa Indonesia itu telah berkembang luas hingga ke mancanegara. Mereka mendirikan kantor cabang di Singapura, Kuala Lumpur, Hong Kong, Taiwan dan Los Angeles. Brand asal Bandung ini berdiri sejak tahun 1990 dan fokus pada penyediaan perlengkapan adventure. Untuk menjangkau pasar global, Eiger tetap memakai merk sendiri supaya tumbuhbrand awareness di kalangan konsumen global. Melalui riset pasar tas yang dilakukan, Eiger memposisikan diri di kelas menengah yang lebih mementingkan kualitas dan harga ketimbang merk sebagai target pasar. Eiger telah merambah ke Sin

Berita Unik Terkini

Selamat datang di berita unik terkini. Blog dimana sobat bisa membaca berita dan artikel yang pasti menarik dan menambah wawasan keilmuan sobat tentang Indonesia dan dunia, selamat membaca dan jangan lupa komentar yang menarik ya.... salam, "BUT"

Pengumuman kenaikan Ongkos kirim TIKI JNE

JNE mengumumkan bahwa mulai tanggal 15 April 2013 mulai berlaku tarif ongkos kirim baru. Berikut ini daftar kenaikan tarif jne 2013 dari Jakarta. Silahkan download tarif jne 2013 di sini . Bagi para pemain online shop, kenaikan ini segera direspond positif dengan lekas menyampaikan di webnya gar segera dipahami dan dimaklumi oleh para buyer online nya. Bagaimana dengan para buyer online? Mereka banyak yang merespond dengan kebingungan: ada yang comment: "kok naik lagi?" ada yang comment: "wah JNE makin kaya nih" ada pula yang comment: "moga pelayanan JNE makin baik dengan kenaikan tarif yang makin tinggi. Nah, berikut ini berita dari jne secara lengkap: Penyesuaian Tarif JNE Tahun 2013 Jakarta, Maret 2013 – Dalam rangka terus mempertahankan dan peningkatan kualitas layanan, terhitung mulai 15 April 2013, Manajemen JNE akan melakukan penyesuaian tarif pengiriman yang akan mengalami kenaikan sebesar